Dortmund, Kegemilangan dalam Kesederhanaan
Final Liga Champions baru akan digelar di Stadion Wembley, Minggu (26/5) dinihari nanti. Namun, apapun hasilnya nanti, Borussia Dortmund sudah lebih dulu keluar sebagai pemenang dalam hal merebut simpati publik yang dibuat terkagum-kagum oleh kegemilangan sekaligus kesederhanaan mereka.
Tentu saja, saya tak bermaksud mengabaikan Bayern Muenchen. Sebaliknya, saya justru menganggap pasukan Jupp Heynckes itu sebagai tim terkuat Eropa saat ini. Maka, keberhasilan Muenchen kembali melaju ke final tidaklah mengejutkan. Bahkan sudah selayaknya mereka jadi juara kali ini jika mengingat stabilnya performa tim berjulukan "FC Hollywood" itu dalam tiga musim terakhir.
Musim ini superioritas Muenchen bahkan semakin menjadi. Mereka menjuarai Bundesliga saat kompetisi masih tersisa enam pekan lagi. Mereka juga melaju ke final DFB Pokal (Piala DFB) dan Liga Champions untuk membuka peluang mengakhiri musim dengan predikat "treble winners".
Sebaliknya bagi Dortmund. Meski juara Bundesliga dua musim beruntun, mereka bukanlah tim yang diperhitungkan di level Eropa. Makanya, saat Liga Champions 2012/2013 mulai digelar, bursa taruhan lebih menjagokan Muenchen, Barcelona, Real Madrid, Manchester United (MU), Juventus, bahkan Chelsea.
Dortmund memang pernah jadi tim terkuat Eropa pada musim 1996/1997 dengan Matthias Sammer sebagai bintangnya. Namun setelah itu prestasi mereka menurun bahkan nyaris bangkrut. Tahun 2003, mereka terpaksa meminjam 2 juta euro kepada Muenchen, seteru abadinya, sekadar untuk membayar gaji pemain. Mereka juga pernah memangkas gaji pemain hingga 20 persen dan terpaksa menjual nama stadionnya untuk promosi perusahaan asuransi (Signal Iduna Park).
Kebangkitan Dortmund baru terjadi saat Juergen Klopp datang pada 1 Juli 2008. Itu pun tidak seperti kisah dongeng. Dua musim awal, Klopp hanya bisa membawa Dortmund mengakhiri musim di urutan keenam dan kelima. Sukses baru diraih pada musim ketiganya, 2010/2011, yang berlanjut ke musim-musim selanjutnya.
Namun, sejatinya, itu hanya sukses kecil yang tak mengubah ukuran Dortmund di peta persepakbolaan Eropa. Dortmund tetap hanya sebuah noktah kecil yang tak berdaya ketika Madrid membawa segepok uang untuk Nuri Sahin. Klopp juga hanya bisa menangisi Shinji Kagawa yang terpaksa dilepas ke MU demi menambah pundi-pundi kas Die Borussen. Paling akhir, Dortmund bahkan harus kehilangan Mario Goetze ke klub yang akan jadi lawannya di Wembley nanti.
Kepergian demi kepergian pemain bintang adalah harga dan kenyataan pahit yang harus selalu dibayar klub semacam Dortmund. Kekuatan mesin uang tim-tim raksasa seperti Muenchen, MU, Madrid, PSG, atau Manchester City terlalu sulit dibendung. Bahkan dengan rambu-rambu Financial Fair Play sekalipun.
Sejumlah klub telah menjadi korban kenyataan pahit itu. Klub penghasil pemain berbakat, West Ham, lebih dulu terlempar dari Liga Primer Inggris pada akhir musim 2010/2011. Selanjutnya Villarreal terdegrasi dari Primera Liga pada musim berikutnya. Paling akhir, di pengujung musim 2012/2013, Palermo "turun kelas" ke Seri B Liga Italia.
Memang, situasinya tak pernah mudah bagi sebuah klub yang selalu kehilangan pemain andalannya setiap musim berganti. Dibutuhkan regenerasi yang bagus, pelatih hebat yang siap bekerja keras, dan operasi yang cerdas di bursa transfer.
Dormund termasuk satu di antara sedikit klub yang punya kemampuan seperti itu. Makanya, mereka selalu bisa lolos dari kesulitan saat ditinggal para bintangnya. Dan peran Klopp sama sekali tak bisa dianggap remeh dalam hal ini.
Pelatih nyentrik itu bisa membuat Dortmund tetap tangguh meski bintang-bintangnya bergantian pergi. Sahin hengkang, muncul Kagawa. Lalu, Kagawa pergi muncul Goetze bersama Ilkay Gundogan. Dan Dortmund tetap bisa menjaga peran uniknya sebagai satu-satunya tim Jerman yang mampu bersaing dengan Muenchen.
Klopp sendiri sebetulnya tidaklah jenius-jenius amat. Tidak ada konsep baru dalam permainan timnya. Filosofi sepakbolanya pun relatif sederhana: keberanian dan kerja keras.
Para pemain Dortmund yang umumnya bukan bintang itu didorongnya untuk selalu berani memainkan bola meski lawan yang dihadapi pemain-pemain top dunia. Keberanian itu tak sebatas di daerah pertahanan sendiri atau di lapangan tengah. Para pemain depan Dortmund juga harus berani melakukannya di wilayah lawan. Statistik menunjukkan, persentase umpan pemain Dortmund di area sepertiga pertahanan lawan mencapai 34,64 persen -– hanya kalah oleh Benfica dan Real Madrid.
Soal kerja keras, jangan ditanya. Pemain-pemain Dortmund tak pernah lelah berlari mengejar bola dan mencari ruang kosong. Dalam deretan 10 pemain dengan daya jelajah paling luas di ajang Liga Champions musim ini, tercatat ada lima nama asal Dortmund: Marcel Schmelzer, Marco Reus, Lukasz Pszczek, Robert Lewandowski, dan Goetze.
Keberanian dan kerja keras itulah yang membawa Dortmund melangkah begitu jauh. Termasuk menyisihkan tim besar sekelas Ajax, Manchester City, bahkan Madrid. Melebihi perkiraan banyak orang dan ekspektasi mereka sendiri.
Maka, di final nanti, bukanlah Dortmund yang harus silau kepada tim asuhan Heynckes. Sebaliknya, Muenchen yang harus sungguh-sungguh mewaspadai lawannya yang berseragam kuning-hitam itu.
Secara teknis, Muenchen tetap dan jelas lebih kuat. Kualitas pemain pelapisnya pun lebih meyakinkan. Bahkan Muenchen juga lebih berpengalaman tampil di partai puncak seperti ini.
Modal Dortmund untuk membalikkan perkiraan banyak orang praktis tinggal keberanian dan kerja keras itu. Klopp harus bisa terus menghidupkannya dalam dada Lewandowski dan kawan-kawan saat mereka melangkah memasuki rumput Stadion Wembley yang agung.
Kalaupun kalah, Dortmund masih bisa keluar lapangan dengan kepala tegak dan tetap menuai pujian atas perjalanan mereka yang gemilang musim ini. Sekaligus menciptakan sejarah baru dengan mempertemukan sesama klub Jerman di laga puncak –menyusul Spanyol, Italia, dan Inggris yang lebih dulu melakukannya.
Tapi, siapa bilang Dortmund tak bisa keluar sebagai pemenang?
Mohamad Kusnaeni*
====
* Foto-foto: Getty Images, AFP, signal-iduna-park.de
* Tentang penulis, klik di sini. Akun twitter: @MohamadKusnaeni
(dtc/mfi) Sumber: detiksport
Sekian: Dortmund, Kegemilangan dalam Kesederhanaan
Salam Hangat Beritasepakboladunia88.blogspot.com By Ardi
Posting Komentar
BLOG INI DOFOLLOW , Berkomentarlah dengan sopan dan sesuai judul artikel . Bola,Berita Bola,Prediksi Bola,Cek Skor,Hasil Pertandingan Terkini,Berita Bola Dunia, Berita Sepak Bola Dunia
Kami sangat berterima kasih jika Anda ikut menyebarkan atau merekomendasikan artikel ini kepada sahabat dan kerabat Anda melalui facebook.com, twitter.com, email atau sarana jejaring sosial lainnya.
Salam Blogger Indonesia dan Sukses Selalu ! :)